Ekspedisi Wisata Oksigen Tertinggi di Dunia - Pulau Gili Iyang - Sumenep - Madura
Rencana TreTan untuk bisa berkunjung ke Pulau Gili Iyang akhirnya terwujud bareng temen-temen dari Komunitas Blogger Madura (Plat-M.com) dan dari Tim Songennep Tempo Doeloe. Sebenarnya kita berencana ingin ke Pulau Gili Labak yang masih masuk Kabupaten Sumenep, namun tertunda dikarnakan sesuatu hal. Alasan kenapa ingin ke Pulau Gili Labak dikarnakan pulau tersebut memiliki pantai yang bagus dengan pasir putihnya.
Beberapa orang telah mengabadikan cerita dan foto mereka tentang keindahan Pulau Gili Labak di dunia maya, dari situlah TreTan ingin ‘babat alas’ melihat secara langsung potensi didalamnya dan ikut serta mempromosikan potensi wisata Pulau Gili Labak kepada khalayak ramai melalui media web PulauMadura.com ini.
Baca Juga: Wisata Pulau Gili Labak - Sumenep
Gagal mengunjungi Pulau Gili Labak, temen-temen dari Tim Songennep Tempo Doeloe memberi saran untuk mengunjungi Pulau Gili Iyang dengan potensi Kadar Oksigen terbersih di Dunia. Mendengarkan tawaran dari mereka, kami mengiyakan dan membicarakan langkah selanjutnya untuk sampai di Pulau Gili Iyang.
Hari yang ditentukan telah tiba, kami berangkat setelah sebelumnya berkumpul di Taman Bunga Sumenep menanti teman lainnya berbarengan mengunjungi Pulau Gili Iyang. Perjalanan lumayan panjang memakan waktu sekitar 1 jam dan kamipun tiba di Pelabuhan Dungkek tempat penyeberangan menuju Pulau Gili Iyang.
Sepeda motor kami titipkan ke tempat parkir tepatnya di Pom Bensin tempat pembelian bensin/solar bagi para nelayan.
Disana tidak lantas kami menumpang perahu, tapi masih menunggu perahu yang telah dipesan dengan meminta bantuan Klebun (Kepala Desa) setempat. Ongkos yang dikeluarkan untuk kami yang berjumlah 8 orang dengan sistem Pulang-Pergi sekitar Rp. 300.000
Perjalanan perahu melawan ombak laut membuat beberapa teman pusing dan salah satu dari kami mengalami muntah mungkin dikarenakan belum terbiasa “digoyang” oleh ombak dan akhirnya kami sampai di Pulau Giliyang dengan memakan waktu perjalanan laut sekitar setengah jam.
Disana kami sudah disambut oleh penduduk setempat yang akan memandu kami untuk mengunjungi beberapa tempat wisata dengan menggunakan “Dorkas” kendaraan sepeda motor roda 3 dan orang setempat menyebutnya “odong-odong”.
Tempat pertama yang kami kunjungi di Pulau Giliyang adalah Gua Air. Disitu kami disambut pintu gua yang lumayan besar dan memasuki salah satu lubang dengan keadaan gelap gulita. Penerangan menggunakan seadanya seperti kamera dari gadget kami. Meski tidak maksimal tapi kami tetap bisa menikmati beberapa keindahan didalam Gua Air.
Perjalanan dilanjutkan ke Pantai didaerah Banra’as disitu kami menemukan tulang ikan paus yang cukup besar dan sepertinya sengaja disimpan oleh warga sekitar mengingat daerah tersebut jarang sekali ada ikan paus.
Di Pantai tersebut kami bermanjakan diri berenang dengan airnya yang cukup jernih dan TreTans menyempatkan diri untuk menumpang Sholat disalah satu rumah warga sekitar. disitu TreTans melihat beberapa penerangan seperti Lampu TL (Tube Lamp) dengan menggunakan Aki sebagai sumber tenaga listrik dan Lampu Teplok menggunakan minyak.
Wajar jika penduduk Pulau Giliyang menggunakan alat penerangan seperti itu dikarnakan listrik PLN belum masuk daerah mereka dan dari pengamatan TreTans beberapa rumah sudah menggunakan panel tenaga surya untuk beraktifitas sehari-hari.
Harapan TreTans semoga suatu saat ada Gerakan Listrik Tenaga Surya agar penduduk Pulau Giliyang bisa menggunakan listrik untuk kebutuhan sehari-hari seperti penerangan dan lain sebagainya.
Oia, mengenai tempat yang mempunyai kadar oksigen tertinggi, TreTan belum memasuki daerah itu yang konon katanya hanya orang-orang dari Balai Penelitian Pusat yang mengetahui tempat/pusat daerah yang mempunyai Kadar Oksigen Tertinggi di Dunia.
Yah, semoga di Ekspedisi selanjutnya, TreTans bisa mengunjungi kembali dan merasakan sensasi menghirup nafas dengan kadar Oksigen lebih dari biasanya.
Yang jelas kembali menyisihkan uang untuk itu, syukur-syukur ada sponsor atau Donasi untuk terus Menduniakan Madura.. he he..
Maaf jika gambar kurang berkenan, hanya mengandalkan Gadget murahan.. Jika penasaran, silahkan kunjungi langsung Pulau Giliyang – Sumenep.. tentunya hanya di Pulau Madura.. ;)
Untuk Menuju Pulau Gili Iyang, TreTan bisa menghubungi teman kita:
- Sutam Balakosa (fb: facebook.com/sutam.balakosa atau Twitter: @SutamWidodo)
- Deddy (fb: facebook.com/Boyz.phat
- dari Terminal Bungurasih - Surabaya, naek bis langsung menuju Terminal Sumenep.
Pencarian:
Tempat Wisata Pulau Gili Iyang, Kadar Oksigen Tertinggi, Pulau di Sumenep, Pariwisata tersembunyi Madura, Wisata Kesehatan di Sumenep, Lokasi Pulau Gili Iyang di Madura, Paket Wisata Madura,
Rencana TreTan untuk bisa berkunjung ke Pulau Gili Iyang akhirnya terwujud bareng temen-temen dari Komunitas Blogger Madura (Plat-M.com) dan dari Tim Songennep Tempo Doeloe. Sebenarnya kita berencana ingin ke Pulau Gili Labak yang masih masuk Kabupaten Sumenep, namun tertunda dikarnakan sesuatu hal. Alasan kenapa ingin ke Pulau Gili Labak dikarnakan pulau tersebut memiliki pantai yang bagus dengan pasir putihnya.
Beberapa orang telah mengabadikan cerita dan foto mereka tentang keindahan Pulau Gili Labak di dunia maya, dari situlah TreTan ingin ‘babat alas’ melihat secara langsung potensi didalamnya dan ikut serta mempromosikan potensi wisata Pulau Gili Labak kepada khalayak ramai melalui media web PulauMadura.com ini.
Baca Juga: Wisata Pulau Gili Labak - Sumenep
Gagal mengunjungi Pulau Gili Labak, temen-temen dari Tim Songennep Tempo Doeloe memberi saran untuk mengunjungi Pulau Gili Iyang dengan potensi Kadar Oksigen terbersih di Dunia. Mendengarkan tawaran dari mereka, kami mengiyakan dan membicarakan langkah selanjutnya untuk sampai di Pulau Gili Iyang.
Hari yang ditentukan telah tiba, kami berangkat setelah sebelumnya berkumpul di Taman Bunga Sumenep menanti teman lainnya berbarengan mengunjungi Pulau Gili Iyang. Perjalanan lumayan panjang memakan waktu sekitar 1 jam dan kamipun tiba di Pelabuhan Dungkek tempat penyeberangan menuju Pulau Gili Iyang.
KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR
Pelabuhan Dungkek |
Sepeda motor kami titipkan ke tempat parkir tepatnya di Pom Bensin tempat pembelian bensin/solar bagi para nelayan.
Disana tidak lantas kami menumpang perahu, tapi masih menunggu perahu yang telah dipesan dengan meminta bantuan Klebun (Kepala Desa) setempat. Ongkos yang dikeluarkan untuk kami yang berjumlah 8 orang dengan sistem Pulang-Pergi sekitar Rp. 300.000
Perjalanan perahu melawan ombak laut membuat beberapa teman pusing dan salah satu dari kami mengalami muntah mungkin dikarenakan belum terbiasa “digoyang” oleh ombak dan akhirnya kami sampai di Pulau Giliyang dengan memakan waktu perjalanan laut sekitar setengah jam.
Suasana dalam perahu menuju Pulau Giliyang |
Perjalanan menuju Pulau Giliyang |
Disana kami sudah disambut oleh penduduk setempat yang akan memandu kami untuk mengunjungi beberapa tempat wisata dengan menggunakan “Dorkas” kendaraan sepeda motor roda 3 dan orang setempat menyebutnya “odong-odong”.
Dorkas atau "Odong-Odong" |
Tempat pertama yang kami kunjungi di Pulau Giliyang adalah Gua Air. Disitu kami disambut pintu gua yang lumayan besar dan memasuki salah satu lubang dengan keadaan gelap gulita. Penerangan menggunakan seadanya seperti kamera dari gadget kami. Meski tidak maksimal tapi kami tetap bisa menikmati beberapa keindahan didalam Gua Air.
Menuju Gua Air |
Suasana dalam Gua Air |
Perjalanan dilanjutkan ke Pantai didaerah Banra’as disitu kami menemukan tulang ikan paus yang cukup besar dan sepertinya sengaja disimpan oleh warga sekitar mengingat daerah tersebut jarang sekali ada ikan paus.
Tulang Belulang Ikan Paus |
Di Pantai tersebut kami bermanjakan diri berenang dengan airnya yang cukup jernih dan TreTans menyempatkan diri untuk menumpang Sholat disalah satu rumah warga sekitar. disitu TreTans melihat beberapa penerangan seperti Lampu TL (Tube Lamp) dengan menggunakan Aki sebagai sumber tenaga listrik dan Lampu Teplok menggunakan minyak.
Aki sebagai sumber kehidupan |
Lampu Teplok |
Wajar jika penduduk Pulau Giliyang menggunakan alat penerangan seperti itu dikarnakan listrik PLN belum masuk daerah mereka dan dari pengamatan TreTans beberapa rumah sudah menggunakan panel tenaga surya untuk beraktifitas sehari-hari.
Harapan TreTans semoga suatu saat ada Gerakan Listrik Tenaga Surya agar penduduk Pulau Giliyang bisa menggunakan listrik untuk kebutuhan sehari-hari seperti penerangan dan lain sebagainya.
Oia, mengenai tempat yang mempunyai kadar oksigen tertinggi, TreTan belum memasuki daerah itu yang konon katanya hanya orang-orang dari Balai Penelitian Pusat yang mengetahui tempat/pusat daerah yang mempunyai Kadar Oksigen Tertinggi di Dunia.
Yah, semoga di Ekspedisi selanjutnya, TreTans bisa mengunjungi kembali dan merasakan sensasi menghirup nafas dengan kadar Oksigen lebih dari biasanya.
Yang jelas kembali menyisihkan uang untuk itu, syukur-syukur ada sponsor atau Donasi untuk terus Menduniakan Madura.. he he..
Maaf jika gambar kurang berkenan, hanya mengandalkan Gadget murahan.. Jika penasaran, silahkan kunjungi langsung Pulau Giliyang – Sumenep.. tentunya hanya di Pulau Madura.. ;)
PETA DIGITAL SURAMADU MENUJU PULAU GILIYANG - SUMENEP
KLIK GAMBAR
KLIK GAMBAR
Untuk Menuju Pulau Gili Iyang, TreTan bisa menghubungi teman kita:
- Sutam Balakosa (fb: facebook.com/sutam.balakosa atau Twitter: @SutamWidodo)
- Deddy (fb: facebook.com/Boyz.phat
- dari Terminal Bungurasih - Surabaya, naek bis langsung menuju Terminal Sumenep.
MATOR SAKALANGKONG:
~ Komunitas Blogger Madura (Plat-M.com)
~ Komunitas Sejarah Sumenep "Songennep Tempo Doeloe"
Tim Ekspedisi Pulau Gili Iyang - Sumenep |
Pencarian:
Tempat Wisata Pulau Gili Iyang, Kadar Oksigen Tertinggi, Pulau di Sumenep, Pariwisata tersembunyi Madura, Wisata Kesehatan di Sumenep, Lokasi Pulau Gili Iyang di Madura, Paket Wisata Madura,
3 Komentar
Write Komentarkasihan, ya, masih belum ada listrik. semoga orang-orang yang akan datang berwisata ke sana tidak bikin sampah dan kerusakan alam. semoga mendapatkna Wahyu Alam :-)
ReplyIya Mas.. semoga PLN masuk kepulauan dan para wisatawan serta orang lokal juga turut menjaga potensi didalamnya untuk jangka panjang kedepan.. :)
ReplyMinggu yang lalu kami kunjung ke Gili Iyang..Sebelum sampai di pelabuhan , kelihatan ada 6 tower yg sebagian ada propele nya utk membangkitkan listrik pakai tenaga angin.. Kata nya sudah mulai dibangun tahun 2006. ttp ngk tahu apa alasan nya. mendek.. jadi kelihatan ada 3 tower yg ngk ada probele nya.. harus tanya siapa ? Bupati ? PLN ?
Reply