Mimpi untuk bisa memperkenalkan Madura kepada dunia luar bukan lagi sekadar mimpi. Hal ini telah dibuktikan oleh teman-teman dari
Komunitas Blogger Plat-M yang bekerjasama dengan pihak
Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) beberapa minggu yang lalu. Kegiatan ini jelas tidak kita sia-siakan begitu saja,
Tim Gerbang Pulau Madura juga turut berpartisipasi meramaikan kegiatan yang berlangsung selama empat hari mulai tanggal 22 – 26 November 2016
Lalu bagaimana cara yang dilakukan untuk bisa memperkenalkan Madura kepada dunia luar ?. Dengan memanfaatkan dunia maya yang menjadi acuan pertama masyarakat dalam menerima berbagai berita maupun informasi. Komunitas Blogger Plat-M mengudang sekitar 40 blogger yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia untuk turut serta meramaikan kegiatan ini dengan Hastag #MenduniakanMadura dan #JejakBPWS
Ke 40 Blogger Nasional tersebut diajak untuk berkeliling Madura dan melihat apa saja potensi yang ada di Madura. Hal terpenting lagi mereka akan tahu bahwa BPWS berperan utama dalam pengadaan beberapa pembangunan infrastruktur yang ada di Madura. Selama empat hari kemarin para blogger bisa leluasa melihat Madura dari dekat untuk mereka tulis dalam blog pribadi bukan hanya itu para blogger diminta untuk meramaikan kegiatan ini pada setiap akun media sosial yang mereka miliki.
Blogger Diajak Melihat 3 Kawasan Pembangunan BPWS
Hal ini diharapkan bisa memberikan satu gebrakan dalam dunia maya bahwa Madura siap dikenal dimana saja. Ada beberapa kunjungan peserta yang menjadi titik utama untuk dipromosikan di media sosial. Beberapa kawasan tersebut sedang dalam proses pengembangan dan beberapa lainnya memang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Badan Pelaksana BPWS telah melakukan berbagai kegiatan pengelolaan dan pembangunan infrastruktur wilayah yang dilaksanakan di 3 (tiga) kawasan.
1. Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Surabaya (600 Ha).
2. Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Madura (600 Ha).
3. Kawasan khusus di Utara Pulau Madura (600 Ha).
Kawasan Kaki Jembatan Sisi Surabaya (KKJSS) dan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM) dikembangkan untuk mendorong perkembangan ekonomi, sedangkan kawasan khusus di Utara Pulau Madura untuk pengembangan kawasan Pelabuhan Peti Kemas. Para peserta diajak melihat langsung ketiga kawasan yang masih dalam proses pembangunan tersebut.
Bukan hanya berkunjung ketiga kawasan utama tersebut tapi para blogger juga diajak untuk menikmati beberapa kawasan pariwisata yang juga dibangun dan dikembangkan oleh BPWS. BPWS juga memberikan perhatiannya kepada kawasan pariwisata yang ada di Madura yang berpotensi untuk bisa menarik masyarakat luar supaya datang ke Madura.
Menyusuri Kawasan Pesisir Pantai Utara di Madura
Hari pertama para blogger diantar untuk menikmati kawasan pesisir pantai utara di Madura. Kawasan ini memang menjadi pilihan kedua untuk bisa berkeliling Madura, bisa dikatakan pesisir utara ini akses transportasi jalan tercepat bila dibandingkan saat kita melewati jalan utama menembus 4 Kabupaten yang ada di Madura.
Di Pesisir Utara sendiri ada pembangunan kawasan peti kemas dan para blogger diajak masuk ke dalam tapi masih sebatas di rest area saja. Kemudian perjalanan dilanjut menuju kawasan wisata
Hutan Kera Nepa dan
Pantai Nepa, disanalah para blogger dan panitia menginap semalam untuk bisa menggali potensi Nepa lebih banyak lagi.
Selama semalam berada di Nepa, blogger diajak untuk berkomunikasi langsung dengan para masyarakat dan beberapa petinggi yang ada disana. Mereka mendapat penjelasan dari Kepala Desa langsung mengenai kawasan wisata Nepa. Selain Kepala Desa, juga hadir perwakilan dari BAPPEDA Sampang dan perwakilan dari pihak BPWS sendiri.
Keesokan paginya para blogger diajak untuk menikmati indahnya pantai Nepa yang masih alami dan memasuki Hutan Kera Nepa. Pada saat itu juga diadakan game khusus untuk bisa menyegarkan suasana dan bertujuan supaya panitia dengan blogger lebih dekat lagi. Setelah semua selesai dilanjut sarapan pagi yang disediakan khusus oleh para masyarakat sekitar langsung.
Menu sarapan yang disediakan adalah menu makanan yang biasa disantap oleh masyarakat sekitar sehari-harinya. Setelah selesai sarapan semua blogger dan panitia berpamitan untuk kembali melanjutkan perjalanan yakni destinasi wisata kedua
Air Terjuan Toroan yang berada sekitar 5 Km dari kawasan Nepa.
Air Terjuan Toroan dan Pelabuhan Pasongsongan
Sama seperti kawasan wisata lainnya yang ada di Madura, Air Terjun Toroan diam-diam menyimpan keindahan alam yang begitu mengagumkan. Ditambah pemandangan aliran air terjun yang langsung turun ke laut berhasil membuat para blogger berdecak kagum. Menurut beberpa informasi yang kita dapat bahwa Air Terjun Toroan ini merupakan air terjun terbesar yang ada di Madura sementara ini.
Setelah puas menikmati indahnya kawasan Air Terjun Toroan rombongan pun kembali melanjutkan perjalanan yakni menuju Pelabuhan Pasongsongan yang masuk ke dalam Kabupaten Sumenep. Di Pelabuhan Pasosongan ini merupakan tempat aktivitas jual beli ikan, ada banyak nelayan yang langsung menjual dan memasok hasil tangkapan mereka jadi tidak heran kalau kawasan ini ramai dengan para penjual ikan.
Menyeberang Menuju Pulau Gili Iyang
Setelah selesai melihat aktivitas jual beli yang ada di Pelabuhan Pasongsongan, perjalanan hari kedua dilanjut menyusuri daerah pantai utara. Perjalanan kami pun berhenti di Pelabuhan Dungkek untuk menyeberang menuju Pulau Gili Iyang. Di Gili Iyang nanti semua peserta dan panitia akan kembali bermalam dan tentunya melihat apa saja infrastruktur yang telah dibangun BPWS disana.
Menggunakan perahu motor selama 45 menit perjalanan dimulai hingga akhirnya semua tiba di Gili Iyang. Disana para blogger dan panitia akan diangkut dengan dorkas untuk bisa mengelilingi Gili Iyang yang memiliki luas sekitar 9,15 Km tersebut. Akses jalan utama yang dipaving adalah bentuk pembangunan yang dilakukan oleh BPWS. Tentunya jalan utama tersebut sangat membantu aktivitas masyarakat sekitar sehari-hari.
Para rombongan diantar menuju Home Stay yang sudah disediakan oleh panitia dan masyarakat sekitar untuk menyimpan barang bawaan dan beristirahat sebentar. Kemudian dilanjut untuk makan siang di salah satu rumah warga dan disana kembali terjalin keakraban para peserta, panitia dan masyarakat sekitar.
Perlu diketahui pula bahwa Home Stay di Pulau Gili Iyang juga dibangun oleh BPWS untuk para pengunjung yang akan berwisata ke Pulau Gili Iyang dan pengelolaannya diserahkan kepada Masyarakat sekitar.
Masuk Ke Gua Mahakarya dan Lanjut Bermalam di Home Stay Gili Iyang
Setelah selesai makan siang para blogger diberikan pilihan untuk destinasi wisata selanjutnya yakni
Gua Mahakarya atau
Beto Cangge. Beberapa blogger antusias dan bersemangat untuk bisa ke Batu Cangge namun akhirnya dibatalkan karena mengingat cuaca saat itu tidak memungkinkan untuk menuju kesana.
Akhirnya semua blogger diajak masuk ke Gua Mahakarya, perlu diketahui bahwa Pulau Gili Iyang sendiri memiliki beberapa kawan wisata alam yang indah selain kawan utamanya yakni Titik Oksigen. Selama berada di dalam gua yang diantar langsung oleh penjaga gua, para blogger bisa dengan bebas mengexplore semua hal yang ada di dalamnya.
Pintu masuk gua yang sempit dan beberapa terowongan yang ada di dalam gua yang hanya bisa dilewati dengan cara merunduk saja menjadi satu hal yang sangat menyenangkan bagi wisatawan. Karena rasa lelah sudah mulai datang menyapa, perjalanan hari kedua pun berakhir dan semua rombongan kembali ke Home Stay untuk beristirahat.
Home stay yang kami tempati ternyata merupakan titik oksigen kedua yang ada di Pulau Gili Iyang. Menurut informasi yang kami terima dari masyarakat sekitar bahwa waktu terbaik untuk bisa merasakan segarnya oksigen disana adalah pukul 2 pagi. Jadi, waktu tersebut tidak disia-siakan, banyak blogger yang sudah bangun terjaga untuk bisa menikmati sejuknya oksigen yang ada di Gili Iyang.
Sarapan Pagi di Pantai Ropet dan Melihat Fosil Ikan Paus
Pagi harinya para blogger diajak untuk sarapan di sekitar Pantai Ropet, pantai ini merupakan salah satu kawasan wisata yang ada di Gili Iyang. Sebelum menuju ke pantai, disempatkan untuk melihat fosil ikan paus yang pernah terdampar di Gili Iyang. Fosil tersebut disimpan dan menjadi tontonan bagi wisatawan yang kesana.
Sarapan di tepi jurang pantai Ropet ini memberikan kesan yang paling diingat oleh semua blogger. Menikmati sunrise, suara kicauan burung, deburan ombak yang menggulung dan angin sepoi-sepoi menambah akrab suasana pagi itu. Kembali masyarakat sekitar menyiapkan menu sarapan pagi untuk blogger dan panitia.
Tidak banyak waktu yang kami miliki untuk bisa menggali berbagai potensi yang ada di Gili Iyang. Sekitar pukul 8 pagi dua perahu motor kembali mengangkut kami menuju Pelabuhan Dungkek setelah berkemas. Hari ketiga ini agenda para blogger cukup padat, ada tempat selanjutnya yang sudah menanti.
Budidaya Rumput Laut dan Bandara Trunojoyo Sumenep
Setibanya kembali di Pelabuhan Dungkek kemudian para blogger kembali naik bus dan melanjutkan perjalanan menuju kawasan budidaya rumput laut yang berada di Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep atau sekitar 10 Km dari Pelabuhan Dungkek. Disana semua blogger diajak untuk melihat langsung proses budidaya rumput laut yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
Waktu itu banyak rumput laut yang sedang dijemur di bawah terik matahari, hal tersebut menarik perhatian blogger untuk kembali mereka liput. Disana juga kami bisa mencicipi sajian berupa puding yang terbuat dari rumput laut yang dihasilkan oleh masyarakat yang membudidayakan rumput laut.
Tidak lama kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Trunojoyo Sumenep. Bandara ini menjadi satu-satunya akses transportasi udara yang bisa digunakan jika kita akan bepergian menuju Sumenep dan beberapa daerah sekitar seperti Pulau Bawean. Jadi, jika ada teman-teman yang ingin berkunjung ke Sumenep dan tidak ingin melewati jalan panjang yang membutuhkan waktu sekitar 4 jam bisa mengunakan pesawat yang menuju Bandara Trunojoyo.
Rencananya BPWS akan memperlebar jalan akses menuju Bandara Trunojoyo, semoga program ini bisa terealisasi segera demi kenyamanan semua orang
yang akan bepergian maupun datang ke Kabupaten Sumenep melalui pesawat
yang ada di Bandara Trunojoyo Sumenep.
Desa Batik Klampar di Kabupaten Pamekasan
Menujungi wisata alam dan melihat beberapa pembangunan infrastruktur BPWS, kali ini para blogger diajak untuk mengunjungi kawasan budaya yakni Desa Batik Klampar. Kembali BPWS memiliki peran utama dalam pembangunan desa ini, yakni membangun akses jalan dan penerangan di sekitar jalan utama Desa Klampar.
Disana juga teman-teman blogger bia melihat langsung proses pembuatan batik Klampar yang sudah terkenal itu. Hampir semua pemilik galeri batik yang ada di Madura mengambil batik dari Desa Klampar ini. Bapak Ahmadi selaku pemili Batik Klampar mentyambut rombongan blogger dengan antusias. Para blogger juga diajak masuk ke dalam galeri yang tersedia disana.
Ada banyak sekali koleksi batik yang sudah dihasilkan oleh para ibu-ibu pembatik di Desa Klampar. Dengan varian motif, corak, bahan dan tentunya harga yang sangat bervariasi, mulai dari puluhan ribu sampai puluhan juta tersedia disana. Bapak Ahmadi juga menjamu blogger dan panitia yang datang berkunjung pada saat itu.
Setelah selesai makan siang dan membeli beberapa batik dari galeri, para rombongan blogger dna panitia melanjtkan perjalanan menuju Kabupaten Bangkalan. Malamnya para rombongan akan menginap disana tepatnya di Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan. Menjadi tempat terakhir persinggahan para blogger dalam menapaki jejak BPWS di Madura.
Desa Kwanyar Syarat Keunikan dan Religius
Menempuh perjalanan darat sekitar 90 Km dari Desa Klampar cukup memakan waktu, Kamis malam akhirnya rombongan tiba di kantor Kecamatan Kwanyar dan disambut meriah oleh banyak masyarakat sekitar juga jajaran Dinas dari Kecamatan Kwanyar
Setelah mendapat sambutan dan mencicipi makanan khas Kwanyar rombongan dipersilahkan untuk sholat di Masjid Cendana yang berada tepat didekat makam Sunan Cendana, salah satu tokoh penting di Kwanyar dan Madura. Adanya makan Sunan Cendana ini menjadikan desa Kwanyar sebagai desa yang cukup religius.
Malamnya, semua blogger dan panitia disediakan tempat untuk bermalam di rumah penduduk. Pada malam terakhir setelah santap malam, blogger diperlihatkan bagaimana cara menggoreng krupuk udang tanpa minyak. Beberapa blogger lainnya berdiskusi dengan petinggi dan sesepuh di Desa Kwanyar.
Hadir juga pejabat DPRD Pariwisata malam itu, tentunya diskusi ringan berjalan cukup menarik dan banyak informasi mengenai pariwisata Bangkalan yang bisa didapat. Menjelang tengah malam, semua dipersilahkan untuk beristirahat, semalaman hujan mengguyur desa Kwanyar tanpa henti sampai pagi hari.
Setelah sarapan pagi, rombongan bersiap-siap untuk kembali menuju kawasan selanjutnya.Sekitar pukul 8 pagi rombongan blogger dan panitia berangkat, yakni menuju kawasan Universitas Trunojoyo Madura.
Kembali menapaki Jejak BPWS di kawasan kampus terbesar di Madura tersebut, berupa pembangunan akses jalan umum untuk bisa masuk ke area kampus. Dari dalam bus para blogger melihat jalan yang sudah dibangun dan beberapa titik yang masih dalam proses pembangunan. Akses jalan ini memudahkan semua orang juga masyarakat sekitar untuk bisa sampai ke UTM.
Perjalanan Terakhir Menapaki Jejak BPWS
Perjalanan terakhir kami berujung pada Galeri Oleh-Oleh khas Madura yakni Tresna Art. Bagi teman-teman yang asli Bangkalan tentu tidak akan asing lagi dengan tempat ini. Tresna Art menjadi salah satu tujuan wisata utama yang ada di Madura khususnya Bangkalan sendiri. Setiap harinya bahkan di akhir pekan banyak wisatawan dari berbagai daerah mengunjungi galeri yang di dalamnya kental dengan aksitektur Madura ini.
Akhirnya perjalanan kami menapaki Jejak BPWS selama 4 hari selesai sudah. Ada banyak pengalaman baru, informasi dan pelajaran dari perjalanan panjang ini. Blogger pun semakin tahu Madura dan semua potensi yang ada disini termasuk bagaimana BPWS berperan penting dalam membantu pembangunan wilayah Madura.
Menduniakan Madura bukan lagi mimpi, semakin kesini Madura banyak dikenal oleh masyarakat dari berbagai daerah. Peran serta Blogger dalam tulisan mereka menjadi harapan baru untuk bisa memperkenalkan Madura. Terima kasih yang tidak terhingga untuk BPWS, semoga semakin banyak lagi pembangunan di Madura.
Terima kasih juga untuk teman-teman dari Komunitas Blogger Plat-M karena kalian juga nih, Madura semakin dikenal dan menarik wisatawan untuk datang berkunjung. SEMOGA MADURA MAKIN MENDUNIA!!