Sebagai orang Madura rasanya wajib untuk mengetahui semua hal tentang pulau dimana kita lahir. Mulai dari sejarah, budaya, tempat wisata, kuliner dan tidak ketinggalan juga baju adat Madura. Jika di postingan sebelumnya kami menulis tentang baju Pak Sakera yang terkenal dengan garis loreng berwarna merah putih kali ini yuk kita bahas tentang baju Marlena.
Suku Madura memiliki kebudayaan tinggi dan sejarah peradaban yang cukup maju di masa silam. Bukti kemajuan dari kebudayaan dan peradaban Madura, salah satunya dapat kita lihat dari pakaian adatnya yang sarat akan nilai filosofis. Nilai filosofis apa saja yang dimiliki pakaian adat Madura ini?
Baju Marlena Dengan Dress Brokat Pendek
Tidak jauh berbeda dengan pakaian pria, pakaian adat Madura untuk perempuan pun memiliki desain dan motif yang sederhana. Nama pakaian untuk perempuannya adalah kebaya tanpa kutu baru dan kebaya rancongan atau yang lebih dikenal dengan baju Marlena. Sosok Marlena sendiri ditampilkan sebagai seorang wanita mandiri dan berani.
Kebaya ini digunakan dengan dalaman berupa bh warna kontras, seperti hijau, merah atau biru yang ukurannya ketat pas badan. Bahan kebaya yang menerawang dan dipadupadankan dengan bh berwarna kontras membuat perempuan madura tampak molek. Biasanya baju Marlena ini sering digunakan dalan acara besar.
Seperti hari ulang tahun Kabupaten, Karnaval, seragam keluarga saat resepsi, sampai Polwan yang sedang bertugas terkadang sering menggunakan baju ini. Terlihat kuno kah? Tentu tidak dong. Di jaman yang semakin modern ini perkembangan fashion pun semakin maju tidak luput juga dengan baju Marlena yang sudah banyak dimodifikasi ini.
Kebaya yang digunakan berbahan brukat bisa dimodifikasi menjadi dress brokat pendek yang terlihat lebih menarik dan cantik saat dikenakan. Kebaya brokat yang digunakan memiliki nilai filosofis bahwa wanita Madura memang sangat menghargai kecantikan dan keindahan bentuk tubuh.
Perlu teman-teman ketahui kalau sejak remaja, gadis madura akan mulai diberi jamu-jamu khusus yang menunjang kecantikan dan kemolekannya, lengkap dengan berbagai pantangan makanan yang anjuran-anjuran lain seperti penggunaan penggel untuk membentuk tubuh yang padat dan indah.
Selain itu kebaya brokat sebagai atasan akan dipadukan dengan sarung batik dengan motif tertentu sebagai bawahan. Motif sarung yang biasa digunakan misalnya motif tabiruan, storjan, atau lasem. Penggunaan kebaya dan sarung juga dipadukan dengan stagen Jawa (Odhet) yang panjang dan lebarnya masing-masing 1,5 m dan 15 cm diikatkan di perut.
Jadi, cocok sekali kalau dress brokat pendek berwarna merah terang dipadupadankan dengan sarung atau yang disebut dengan samper pendek selutut. Bagi teman-teman yang menggunakan hijab jangan khawatir kalian tetap bisa terlihat cantik dan rapi menggunakan dress brukat Marlena ini.
Caranya mudah saja kok, dress brokat pendek dijahit dengan menambahkan lengan panjang lalu kalian tinggal menambahkan sarung atau samper panjang. Lalu untuk hijabnya tinggal disesuakan saja dengan warna dressnya, pasti akna terlihat cantik. Apalagi kebaya berbahan brukat memang terkenal mampu memberikan kesan yang feminism dan juga sedikit berani.
Nah, itulah pemaparan yang dapat kami sampaikan tentang pakaian adat wanita Madura dan keterangannya. Baju Marlena adat Madura, memiliki keunikan dan nilai luhur budaya yang tinggi. Sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus dapat melestarikannya agar tidak punah. Jadi, tidak perlu malu lagi menggunakan baju adat selama kalian bisa memodifikasinya dengan cantik.