Sebenarnya tidak ada sejarah yang pasti mengenai batik. Namun keindahan batik ini kabarnya sudah ditorehkan sejak 2000 tahun silam di Timur Tengah, Asia Tengah, dan India.
Di peradaban mesir kuno, teknik membatik digunakan untuk membungkus mumi dengan kain linen. Kain linen ini dilapisi cairan lilin, kemudian digores dengan benda tajam semacam jarum atau pisau untuk menorehkan motifnya.
Pada Jaman Dinasti Tang (tahun 618-690) di Cina, teknik seperti ini juga sudah dijumpai. Bahkan pada jaman Dinasti Sui (tahun 581-618) teknik ini sudah dipraktekan lho. Karena Cina adalah bangsa pedagang yang berkeliling dunia, teknik ini kemudian menyebar ke banyak benua seperti Asia, Amerika, Afrika, bahkan sampai ke Eropa.
Kemudian para pedagang yang berasal dari India-lah yang membawa teknik ini ke Indonesia. Pada abad ke-6, teknik ini dibawa ke pulau Jawa. Teknik ini kemudian mulai tersebar luas dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa.
Berdasarkan Rens Heringa, pada bukunya Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java (1996), batik pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 700an. Diperkenalkan oleh orang India, pada saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India.
Kilas Balik Pengrajin Batik Patengteng, Mbok Miyeh
Menurut catatan perkembangan batik di Madura, Batik Patèngtèng sudah dikenal sejak beberapa abad yang lalu tepatnya ketika kerajaan Daha dan Tumapel (Kediri dan Singasari) mulai bergolak. Sebagian orang-orang Tumapel maupun Daha yang terpinggirkan mereka mengungsi dengan menyusuri sungai-sungai yang ada diantaranya Sungai Brantas hingga berakhir diujung laut Selat Madura.
Sampai akhirnya menemukan Pulau Madu Oro yang sampai sekarang dikenal dengan sebutan Madura. Pertama kali yang dilihat adalah daerah Patèngtèng dengan kampung Mencay yang juga sebagai tempat pelarian tentara China ketika mereka dikalahkan oleh tentara dari Tumapel maupun Daha.
Ditempat tersebut mereka beranak Pinak dan membaur dengan masyarakat sekitarnya dengan mengenalkan istilah ambatik. Kata batik berasal dari bahasa Jawa, "ambhatik" dari kata "amba" berarti lebar, luas, kain; dan "titik" berarti titik atau "matik" (kata kerja dalam bahasa Jawa berarti membuat titik) dan kemudian berkembang menjadi istilah batik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga mempunyai pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada kain mori.
Batik Patengteng mempunyai peranan penting dalam karya seni batik yang ada di Madura. Menurut penuturan warga setempat, batik Patengteng menjadi contoh bagi para pengrajin batik Madura sehingga dijadikan acuan dalam pembuatan batik. Warga juga mengungkapkan bahwa dahulu para pengrajin batik terutama di Tangjung Bumi yang sekarang terkenal batiknya, konon mereka belajar batik ke Desa Patengteng sehingga dapat mendapatkan menghasil karya seni yang bagus, bahkan motif yang sangat khas. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, batik Patengteng hanya terdengar ceritanya, karena generasi penerus terutama pengrajin batik patengteng sudah tidak ada lagi yang dapat meneruskannya (memang cukup disayangkan).
Padahal batik Patengteng dulunya terkenal dimana-mana karena menjadikan batik Patengteng sebagai sumber ekonomi bagi warga setempat dalam meningkatkan kesejahteraannya, hal lain disebabkan juga di daerah tersebut dilalui jalur kereta api bahkan menjadi stasiun pemberhentian kereta api waktu itu sehingga batik Patenteng laris manis di pasaran dan bisa meningkatkan perekonomian di Desa tersebut.