Postingan sebelumnya membahas masalah Belajar Tentang Bahasa Tingkat Bahasa Madura (Speech Levels) yang terbagi menjadi 3 bagian, nah pada postingan kali ini kita akan mengulas tentang Keunikan Bahasa Madura yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya di indonesia atau bahkan dunia karena memang sudah menjadi ciri khas dari Bahasa Madura secara turun temurun.
Bahasa Madura memiliki beberapa ciri atau keunikan tertentu yang tidak ada pada bahasa-bahasa daerah lainnya termasuk bahasa Indonesia sendiri, sebenarnya di dalam bahasa Madura terdapat bentuk-bentuk linguistik yang tidak dimiliki, berbeda fungsinya dan tidak ada kesamaannya dengan bahasa-bahasa daerah meskipun dalam kelompoknya.
Sungguh sangat disayangkan sebagian ahli Bahasa Madura maupun orang Madura sendiri tidak pernah mempermasalahkannya bahkan menghiraukannya sama sekali. Salah satu keunikan bahasa Madura itu adalah adanya fonem-fonem Madura yang beraspirat (aspirate) atau pengucapan dengan dihembuskan seperti bh, dh, ḍh, gh, dan jh. Nah dalam hal ini mengapa keunikan bahasa Madura ini justru dihilangkan dalam Ejaan Bahasa Madura Yang Disempumakan? Padahal fonem-fonem ini bisa dijadikan sebagai pembeda makna.
Sebagai suatu bahasa, bahasa Madura mempunyai ciri-ciri khas baik dalam bidang fonologi, morfologi, maupun sintaksisnya. Beberapa ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut sebagai tambahan belajar mengenai keunikan Bahasa Madura yaitu :
1. Bahasa Madura tidak mengenal kata ganti orang ketiga (3 e persoon).
Bahasa Madura "asli" yang dipakai oleh orang Madura yang belum terpengaruh oleh bahasa-bahasa lain tidak pernah mengenal istilah khusus (special term) untuk sebutan kata ganti orang ketiga, seperti "Ia" atau "Dia". Orang Madura kalau akan menyebutkan kata "Ia" atau "Dia" didalam percakapan, maka dipakailah kata-kata pengganti yang sesuai dengan benda dan pelakunya, Contoh : Pak Camat mèghâ' ajâmma (=Pak Camat menangkap ayamnya).
Kata Pak Camat di dalam kalimat ini dapat berperan sebagai pengganti kata "1a" dalam pembicaraan antara orang pertama dengan orang kedua yang sedang membicarakan orang ketiga, yaitu "Ia" yang dalam hal ini adalah Pak Camat. Juga kita jumpai kalimat-kalimat seperti, orèng rowa lakèna (= Ia suaminya) ; bâ'nana rowa tokang cokor = dia itu seorang tukang potong rambut.
2. Bahasa Madura mempunyai fonem-fonem beraspirat.
Bahasa madura mempunyai fonem-fonem tanaspirat, yaitu b, d, ḍ, g, j dan fonem-fonem beraspirat, yaitu bh, dh, ḍh, gh, jh. Fonem beraspirat tersebut bersifat fonemik, mengingat kemampuannya sebagai pembeda makna. Contoh :
Tanaspirat :
bâbâ (=bawah)
dumeng (=tolol)
dalem (=dalam)
gâgâ' (=gagah)
jânggu' (=jenggot)
Aspirat :
bhâbâng (=bawang)
dhâghing (=daging)
dhâ'âr (=makan)
ghâgghâr (=jatuh)
jhâjhâl (=coba)
Dalam buku tatabahasa Bahasa Madura, fonem beraspirat tersebut disebut konsonan berrâ' antep, sedangkan untuk fonem yang tanaspirat disebut konsonan berrâ alos atau ambâr gherrungan (Abdul Rasid, dkk., 1984 21). Hanya pada bahasa Madura saja yang mempunyai fonem aspirat, pada bahasa-bahasa Nusantara yang serumpun dengan bahasa Madura kiranya tidak ada yang mempunyai fonem beraspirat yang bersifat fonemik.
3. Bahasa Madura mempunyai fungsi morfem "Tang"
Bahasa Madura "asli" yang dipakai oleh orang Madura yang belum terpengaruh oleh bahasa lain, dipakai istilah "tang" sebagai penanda milik (possesive pronoun) untuk orang pertama (persona kesatu) dalam tingkat bahasa umum "enjâ'-iyâ".
Contoh :
tang buku (=buku saya) <--> bukan : bukuna sèngko'
tang roma (=rumah saya) <--> bukan : romana sèngko'
4. Bahasa Madura mempunyai fungsi morfem (--a)
Dalam bahasa Madura menggunakan sufiks (--a) untuk menyatakan kata kerja bentuk future "akan".
Contoh :
Sèngko' abinèa (=saya akan beristri)
Burua (=akan lari)
5. Bahasa Madura mempunyai fungsi prefiks (e--)
Kalimat pasif bahasa Madura mudah diketahui dengan dipakainya prefiks (e-) pada kata kerjanya, baik pelaku dalam kalimat tersebut orang pertama, orang kedua, ataupun orang ketiga.
Contoh :
Arèya sè èkaterrroè bi' sèngko' (=ini yang saya inginkan)
Apa jhârân rèya sè èbellia bi' bhâ'na? (=apakah kuda ini yang akan kamu beli?)
Potrana Pa' Matwawi èkabinèa kana' rowa (=putra Pak Matwawi akan diperistri dia (anak itu).
Kamus Bahasa Madura - Indonesia ; Adrian Pawitra